Dr. Craig Considine menerima “Nusantara Award 2022”
Nusantara sesungguhnya adalah sebuah nama yang besar. Besar
dalam sejarah, besar dalam realita, dan harusnya besar dalam peranan dunia
global masa kini. Karenanya Nusantara Foundation memikul nama besar ini di atas
pundaknya untuk melangkah mengenalkannya hingga masanya dunia membuka mata
bahwa Nusantara memang berkelas.
Hari Sabtu kemarin, 29 Oktober 2022, telah dilangsungkan
acara tahunan Nusantara Foundation dengan mengusung tema: “The Humanity of
Muhammad and his Impacts on the global world”. Acara ini sebenarnya masih
bagian dari aktivitas Rabi’ul Awal yang dikenal sebagai bulan kelahiran
Rasulullah SAW.
Seperti yang telah disampaikan beberapa kali sebelumnya
bahwa pembicara kali ini sangat ragam dan istimewa. Ragam karena semua
pembicara memiliki latar belakang yang berbeda. Prof. Fuad Amsyari dari
Indonesia yang kita kenal gigih memperjuangkan Syariah di tanah air sejak lama.
Dr. Abdul Jabbar adalah Imam ICNA keturunan Pakistan. Ada juga Dr. Zakir Ahmad,
cendekiawan muda keturunan Bangladesh.
Tapi pembicara utama (main speaker) malam itu adalah Dr.
Craig Considine, professor sosiologi di Universitas Rice Houston dan penulis
beberapa buku mengenai Nabi Muhammad SAW.
Yang juga menarik malam itu adalah pemberian sertifikat
penghargaan kepada beberapa tokoh yang dianggap memiliki jasa dan peranan
penting dalam Komunitas dan layak untuk direkognisi (diakui). Di antara mereka
yang menerima penghargaan Nusantara adalah Dr. Wadud Bhuyan, Muhammad Toha, dan
Dr. Waheed Rehman. Selain itu juga Senator John Lui atas jasanya membantu
sehingga Idul Fitri dan Idul Adha menjadi liburan sekolah di Kota New York.
Selain itu Nusantara juga memberikan rekognisi kepada dua
Institusi Islam yang dianggap memainkan peranan signifikan dalam memberdayakan
(memperkuat) posisi Komunitas Muslim di kota New York. Jamaica Muslim Center
adalah Pusat Komunitas Muslim terbesar di kota New York dengan jamaah puluhan
ribu. Selain JMC Nusantara juga menganugerahkan penghargaan ke NABIC (North
America Bangladeshi Islamic Community). Organisasi ini adalah salah satu
organisasi yang “highly professional” karena didirikan dan dikelolah oleh
kumpulan profesional Muslim di US.
Namun yang terpenting dari semua itu adalah pemberian
“Nusantara Award 2022” kepada Dr. Craig Considine. Tentu dalam kapasitasnya
sebagai penulis yang gigih dan jujur akan nilai-nilai kecendikiawanan.
Buku-buku yang beliau tulis mengenai Islam, khususnya mengenai Rasulullah SAW,
sangat jujur dan didasarkan kepada fakta-fakta sejarah yang otentik.
Lebih dari sekedar menulis, Dr. Considine melangkah lebih
jauh mencari dan akhirnya meyakini bahwa Muhammad SAW adalah Rasul Allah
sebagaimana Isa dan Musa (AS). Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan kepada
Muhammad SAW dan Islam adalah agama yang benar.
Dalam Dialog yang saya langsung bersamai pada malam itu
terjadi tanya jawab yang seru. Salah satunya adalah kalau Dr. Craig Considine
beriman kepada Tuhan yang Satu, beriman kepada Muhammad sebagai nabi dan rasul,
beriman kepada Al-Quran sebagai wahyu Allah, dan mengimani Islam sebagai agama
yang diturunkan untuk manusia, Kenapa tidak mengikrarkan “syahadat” dan masuk
ke dalam agama Islam?
Pertanyaan ini dijawab oleh Dr. Considine dengan penuh
diplomasi. Bahwa dalam pemahamannya menjadi Muslim itu adalah mengimani semua
nabi dan rasul serta ajaran yang mereka bawa dari Tuhan. Dan menurutnya beliau
mengimani semua itu.
Jawaban ini bisa benar. Walau memang dalam perspektif Islam
belum benar. Berislam bukan sekedar mengimani. Tapi perlu pembuktian. Dan
pembuktian awal itu adalah ikrar syahadat. Setelah itu diikuti oleh
ikatan-ikatan syariah, termasuk sholat, puasa, Zakat, dan seterusnya. Sehingga
saya mengatakan secara bercanda bahwa Dr. Considine adalah Muslim only by
heart. Selebihnya biar Allah yang menghakimi.
Apapun itu, Dr. Craig Considine perlu diapresiasi oleh kita.
Sebab sebagai non Muslim yang mengakui kebenaran Islam dan Rasulullah tentu ini
sesuatu yang unik. Lebih dari itu Dr. Craig Considine telah memposisikan dirinya sebagai “Muslim apologist” atau
pembela Islam. Dan karenanya pernyataan-pernyataannya dan buku-bukunya
menjadikannya korban serangan (attacks) dari komunitasnya (Katolik) sendiri.
Yang pasti Umat ini harus sadar bahwa untuk menemukan
hidayah yang menyeluruh (kaffah) perlu proses pencarian. Dan Dr. Considine
sedang dalam proses pencarian yang panjang itu. Dan proses ini sendiri harusnya
didukung dan diapresiasi.
Dan yang terpenting banyak dari kalangan Umat ini yang lupa
bahwa sesungguhnya hidayah itu adalah hak prerogatifnya Allah SWT.
“Sesungguhnya Allah menunjuki siapa yang Dia kehendaki” (Al-Quran).
Semoga acara tahunan Nusantara ini menjadi cambuk atau
motivasi bagi Dr. Considine dan kita semua untuk lebih mencari hidayah yang
sempurna. Bukankah kita sendiri selalu meminta: “ihdinas shirotal Mustaqim”
(Al-Fatihah).
Doakan Dr. Considine dan semua manusia untuk dibukakan mata
batin (hatinya) untuk “melihat kebenaran sebagai kebenaran dan diberi
kemampuan untuk mengikuti kebenaran
itu”. Amin ya Rabb!
Manhattan City, 31 Oktober 2022
Imam Shamsi Ali
Presiden Nusantara Foundation